Selasa, 26 November 2013

PENGORGANISASIAN DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT (PPM)

PENGORGANISASIAN DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT (PPM)
Disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Komunitas 1 yang diampu oleh
Ibu Sugih Wijayanti, M.Kes




Oleh
Achdiat Ibnu Oktofihansyah
Ahmad Munir
Astrid Dyah Febri Diane
Bekti Anita Oktaviani
Nur’aini



PRODI DIII KEPERAWATAN SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
2013

KATA PENGANTAR

            Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya, karena penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “ Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat (PPM)” dengan baik. Penulis menyadari bahwa laporan ini belum sempurna, hal ini dikarenakan masih terbatasnya kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
            Pada kesempatan ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:
  1. Bapak Budi Widiyanto, MN selaku Koordinator Dosen Keperawatan Komunitas 1
  2. Ibu Sugih Wijayanti, M.Kes selaku dosen pengampu Keperawatan Komunitas 1
  3. Orang tua tercinta yang selalu memberikan do’a dan motivasi kepada penulis, dan
  4. Rekan-rekan yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Demikian kata pengantar dari penulis, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.


                                                                                                                        
 Semarang, September 2013
                                                                                                                                       

                                                                                              Penulis




DAFTAR ISI

Halaman Judul   ……………………………………………….. i
Kata Pengantar  ………………………………………………..ii
Daftar Isi………………………………………………………iii
BAB I Pendahuluan
A.    Latar Belakang…………………………………………….1
B.     Rumusan Masalah…………………………………………1
C.     Tujuan Penulisan………………………………………….2
BAB II Pembahasan
A.    Pengorganisasian Masyarakat……………………………..3
B.     Pengembangan Masyarakat……………………………….11
BAB III Penutup
A.    Kesimpulan………………………………………………..13
B.     Saran……………………………………………………….14


















BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat (PPM) atau community organization or comunity development (COCD)  merupakan perencanaan, pengorganisasian, atau proyek dan atau pengembangan berbagai aktivitas pembuatan program atau proyek kemasyarakatan yang tujuan utamanya meningkatkan taraf hidup atau kesejahteraan sosial masyarakat.Sebagai suatu kegiatan kolektif,  PPM  melibatkan beberapa aktor, seperti pekerja sosial, masyarakat setempat, lembaga donor, serta instansi terkait yang saling bekerja sama mulai dari perancangan, pelaksanaan, samapai evaluasi terhadap program atau proyek tersebut.
PPM sangat memperhatikan keterpaduan antara sistem klien dengan lingkungannya.Sistem klien bisa bervariasi, mulai dari individu, keluarga, RT, tempat kerja, rumah sakit dll.Dalam PPM, pekerja sosial menempatkan masayarakat sebagai sistem klien dan sistem lingkungan sekaligus.Karenanya pengetahuan dan ketrampilan yang harus dikuasai oleh pekerja sosial yang akan terlibat dalam PPM meliputi pengetahuan tentang masyarakat, organisasi sosial, perkembangan, perilaku manusia, dinamika kelompok, program sosial dan pemasaran sosial.

B.  Rumusan masalah
1.    Apakah definisi pengorganisasian masyarakat ?
2.    Apa sajakah aspek penting dalam pengorganisasian masyarakat ?
3.    Apa sajakah langkah-langkah dalam melakukan pengorganisasian masyarakat ?
4.    Apa sajakah pentingnya pengorganisasian masyarakat ?
5.    Apa sajakah prinsip-prinsip dalam pengorganisasian masyarakat ?
6.    Apakah definisi pengembangan masyarakat ?
7.    Apa sajakah unsur-unsur penting dalam pengembangan masyarakat ?
8.    Apa sajakah langkah-langkah dalam pengembangan masyarakat ?
9.    Apa sajakah bentuk program pengembangan masyarakat ?

C.  Tujuan Penulisan
1.    Untuk mengetahui definisi pengorganisasian masyarakat.
2.    Untuk mengetahui aspek penting dalam pengorganisasian masyarakat.
3.    Untuk mengetahui langkah-langkah dalam melakukan pengorganisasian masyarakat.
4.    Untuk mengetahui pentingnya pengorganisasian masyarakat.
5.    Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam pengorganisasian masyarakat.
6.    Untuk mengetahui definisi pengembangan masyarakat.
7.    Untuk mengetahui unsur-unsur penting dalam pengembangan masyarakat.
8.    Untuk mengetahui langkah-langkah dalam pengembangan masyarakat.
9.    Untuk mengetahui bentuk program pengembangan masyarakat.



















BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengorganisasian Masyarakat
1.    Definisi
Community Organization adalah suatu proses untuk memelihara keseimbangan antara kebutuhan-kebutuhan sosial dengan sumber-sumber kesejahteraan sosial dari suatu masyarakat tertentu atau suatu bidang kegiatan tertentu (Arthur Dunham, 1958).
Community Work adalah suatu proses membantu masyarakat untuk memperbaiki masyarakatnya melalui kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama (Alan Twevetrees, 1993). Masyarakat dalam konteks pengembangan dan pengorganisasian, diartikan sebagai sebuah ‘tempat bersama’ yakni sebuah wilayah geografi yang sama (Mayo, 1998), misalnya RT,RW,kampung di pedesaan, perumahan di perkotaan.
Menurut Murray G. Ross, PPM adalah suatu proses ketika suatu masayarakat berusaha menentukan kebutuhan-kebutuhan atau tujuan-tujuannya, mengatur atau menyusun, mengembangkan kepercayaan dan hasrat untuk memenuhinya, menentukan sumber-sumber (dari dalam ataupun dari luar masyarakat), mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhannya ini, dan dalam pelaksanaan keseluruhannya, memperluas dan mengembangkan sikap-sikap dan prakti-praktik kooperatif dan kolaboratif di dalam masyarakat.
Tujuan pengorganisasian masyarakat adalah mewujudkan suatu perubahan sosial yang transformatif dengan berangkat dari apa yang dimiliki oleh masyarakat yang bersangkutan.

2.    Aspek – Aspek Pengorganisasian
Aspek penting dalam pengorganisasian yaitu :
a)    Proses
1)   Merupakan proses yang terjadi secara sadar, tetapi mungkin juga tidak.
2)   Dalam proses ditemukan unsur-unsur kesukarelaa. Kesukarelaan timbul karena keinginan untuk memenuhi kebutuhan sehingga mengambil inisiatif atau prakarsa untuk mengatasinya.
3)   Kesukarelaan juga terjadi karena dorongan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kelompok atau masyarakat.
4)   Kesadaran terhadap kebutuhan dan masalah yang dihadapi biasanya ditemukan pada segelintir orang yang kemudian melakukan upaya menyadarkan masyarakat untuk mengatasinya.
b.    Masyarakat
Masyarakat dapat diartikan sebagai :
1)   Kelompok yang mempunyai batas-batas geografis: Desa, kelurahan, kecamatan, dst.
2)   Suatu kelompok dari mereka yang mempunyai kebutuhan bersama dari kelompok yang lebih besar.
3)   Kelompok kecil yang menyadari suatu masalah harus dapat menyadarkan kelompok yang lebih besar.
4)   Kelompok yang secara bersama-sama mencoba mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhannya.
c.    Berfungsinya Masyarakat
Untuk dapat memfungsikan masyarakat, maka harus dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1)   Menarik orang-orang yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja untuk membentuk kepanitiaan yang akan menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
2)   Membuat rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh seluruh masyarakat.
3)   Melakukan upaya penyebaran rencana atau kampanye untuk mensukseskan rencana tersebut

3.    Langkah-Langkah dalam Pengorganisasian Masyarakat
Menurut “Adi Sasongko (1978)”, langkah-langkah dalam pengorganisasian masyarakat adalah :
a.    Persiapan Sosial
Tujuan persiapan sosial adalah mengajak berpartisipasi atau peran serta masyarakat sejak awal kegiatan, sampai dengan perencanaan program, pelaksanaan hingga pengembangan program kesehatan masyarakat. Kegiatan-kegiatan dalam persiapan sosial ini lebih ditekankan kepada persiapan-persiapan yang harus dilakukan baik aspek teknis, administratif dan program-program kesehatan yang akan dilakukan.
1)   Tahap Pengenalan Masyarakat
Dalam tahap awal ini kita harus datang ketengah-tengah masyarakat dengan hati yang terbuka dan kemauan untuk mengenal sebagaimana adanya, tanpa disertai prasangka buruk sambil menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan. 
2)   Tahap Pengenalan Masalah
Dalam tahap ini dituntut suatu kemampuan untuk dapat mengenal masalah-masalah yang memang benar-benar menjadi kebutuhan masyarakat. Beberapa pertimbangan yang dapat digunakan untuk menyusun skala prioritas penanggulangan masalah adalah :
a)    Beratnya Masalah. Seberapa jauh masalah tersebut menimbulkan gangguan terhadap masyarakat.
b)   Mudahnya Mengatasi.
c)    Pentingnya Masalah bagi Masyarakat, yang paling berperan disini adalah subyektivitas masyarakat sendiri dan sangat dipengaruhi oleh kultur budaya setempat.
d)   Banyaknya Masyarakat yang Merasakan Masalah,misalnya perbaikan gizi, akan lebih mudah dilaksanakan diwilayah yang banyak balitanya.
3)   Tahap Penyadaran Masyarakat
Tujuan tahap ini adalah menyadarkan masyarakat agar mereka tentang tahu dan mengerti masalah-masalah kesehatan yang mereka hadapi sehingga dapat berpartisipasi dalam penanggulangannya serta tahu cara memenuhi kebutuhan akan upaya pelayanan kesehatan sesuai dengan potensi dan sumber daya yang ada. Agar masyarakat dapat menyadari masalah dan kebutuhan mereka akan pelayanan kesehatan, diperlukan suatu mekanisme yang terencana dan terorganisasi dengan baik, untuk itu beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka menyadarkan masyarakat :
a)    Lokakarya Mini Kesehatan.
b)   Musyawarah Masyarakat Desa. (MMD).
c)    Rembuk Desa.
b.   Pelaksanaan
Setelah rencana penanggulangan masalah disusun dalam lokakarya mini, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan tersebut sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan masyarakat adalah :
-     Pilihlah kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
-     Libatkan masyarakat secara aktif dalam upaya penanggulangan masalah.
-     Kegaitan agar disesuaikan dengan kemampuan, waktu, sumber daya yang tersedia di masyarakat.
-     Tumbuhkan rasa percaya diiri masyarakat bahwa mereka mempunyai ke mampuan dalam penanggulagan masyarakat.
c.    Evaluasi
Penilaian dapat dilakukan setelah kegiatan dilaksanakan yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Dalam penilaian dapat dilakukan dengan :
1)   Penilaian selama kegiatan berlangsung.
·      Disebut juga penilaian formatif = monitoring.
·      Dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan kegiatan yang telah dijalankan apakah telah sesuaI dengan
perencanaan penanggulangan masalah yang telah disusun.
2)   Penilaian setelah Prgram selesai dilaksanakan.
·      disebut juga penilaian sumatif= penilaian akhir program.
·      Dilakukan setelah melalaui jangka waktu tertentu dari kegiatan yang dilakukan.
·      Dapat diketahui apakah tujuan atau target dalam pelayanan kesehatan telah tercapai atau belum.
·      Perluasan
Perluasan merupakan pengembangan dari kegiatan yang dilakukan dan dapat dilaksankan dalam 2 cara :
·      Perluasan Kuantitatif
Perluasan dengan menambah jumlah kegiatan yang dilakukan, baik pada wilayah setempat maupun pada wilayah lainnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
·      Perluasan Kualitatif
Perluasan dengan meningkatkan mutu atau kualitas kegiatan yang telah dilaksankan sehingga dapat nmeningkatkan kepuasan dari masyarakat yang dilayani.

4.    Pentingnya Pengorganisasian Masyarakat
a.    Masyarakat masih dalam posisi yang lemah, seningga diperlukan wadah yang sedemikian rupa dapat dijadikan wahana untuk perlindungan dan peningkatan kapasitas “bargaining”
b.    Kenyataan masih adanya ketimpangan dan keterbelakangan, dimana sebagian kecil memilki akses dan asset untuk bisa memperbaiki keadaan, sementara sebagian besar yang lain tidak. Kenyataan ini menjadikan perubahan pada posisi sebagai jalan yang paling mungkin untuk memperbaiki keadaan. Tentu saja pengorganisasian tidak selalu bermakna persiapan melakukan “perlawanan” terhadap tekanan dari pihak-pihak tertentu, tetapi juga dapat bermakna sebagai upaya bersama dalam menghadapi masalah-masalah bersama seperti bagaimana meningkatkan produksi, memperbaiki tingkat kesehatan masyarakat, dan lain-lain.

5.    Prinsip-Prinsip Pengorganisasian Masyarakat
Berdasarkan dari definisi dan pengertian pengorganisasian masyarakat, agar tujuannya dapat terwujud dan tidak keluar dari kerangka kerja pengorganisasian masyarakat maka ada prinsip-prinsip yang harus diperhatikan, yaitu:
a.    Keberpihakan
Pengorganisasian masyarakat harus menitikberatkan pada lapisan bawah yang selama ini selalu dipinggirkan, sehingga yang menjadi basis pengorganisasian adalah masyarakat kelas bawah, tanpa mempunyai prioritas keberpihakan terhadap masyarakat kelas bawah seringkali pengorganisasian yang dilakukan terjebak pada kepentingan kelas menengah dan elit dalam masyarakat.
b.    Pendekatan holistic
Pengorganisasian masyarakat harus melihat permasalahan yang ada dalam masyarakat secara utuh dan tidak sepotong-sepotong, misalnya; hanya melihat aspek ekonomi saja, tetapi harusdilihat dari berbagai aspek sehingga pengorganisasian yang dilaksanakan untuk mengatasi berbagai aspek dalam masyarakat.
c.    Pemberdayaan
Muara dari pengorganisasian masyarakat adalah agar masyarakat berdaya dalam menghadapi pihak-pihak di luar komunitas (pelaku pembangunan lain; pemerintah, swasta atau lingkungan lain pasar, politik, dsb), yang pada akhirnya posisi tawar masyarakat meningkat dalam ber hubungan dengan pemerintah dan swasta.
d.   HAM
Kerja-kerja pengorganisasian masyarakat tidak boleh bertentangan dengan HAM.
e.    Kemandirian
Pelaksanaan pengorganisasian masyarakat harus ditumpukan pada potensi yang ada dalam masyarakat, sehingga penggalian keswadayaan masyarakat mutlak diperlukan. Dengan demikian apabila ada faktor luar yang akan terlibat lebih merupakan stimulan yang akan mempercepat proses perubahan yang dikehendaki. Apabila hal kemandirian tidak bisa diwujudkan, makaketergantungan terhadap faktor luar dalam proses pengorganisasian masyarakat menjadi signifikan. Kemandirian menjadi sangat penting karena perubahan dalam masyarakat hanya bisa terjadi dari masyarakat itu sendiri.
f.     Berkelanjutan
Pengorganisasian masyarakat harus dilaksanakan secara sistematis dan masif, apabila tujuannya adalah untuk meningkatkan posisi tawar masyarakat, oleh sebab itulah dalam melaksanakan pengorganisasian masyarakat harus mampu memunculkan kader-kader masyarakat dan pengorganisasi lokal, karena merekalah yang akan terus mengembangkan pengorganisasian yang sudah jalan sehingga kegiatan ini terjamin keberlanjutannya.
g.    Partisipatif
Salah satu budaya yang dilahirkan oleh Orde Baru adalah ‘budaya bisu’ dimana masyarakat hanya dijadikan alat untuk legitimasi dari kepentingan kelompok dan elit. Kondisi semacam ini tercermin dari kegiatan pengerahan masyarakat untuk mencapai kepentingan-kepentingan sesaat, oleh sebab itulah dalam pengorganisasian masyarakat harus diupayakan keterlibatan semua pihak terutama masyarakat kelas bawah. Partisipasi yang diharapkan adalah partisipasi aktif dari anggota sehingga akan melahirkan perasaan memiliki dari organisasi yang akan dibangun.
h.    Keterbukaan
Sejak awal dalam pengorganisasian masyarakat harus diupayakan keterbukaan dari semua pihak, sehingga bisa dihindari intrik dan provokasi yang akan merusak tatanan yang telah dibangun. Pengalaman yang ada justru persoalan keterbukaan inilah yang banyak menyebabkan perpecahan dan pembusukan dalam organisasi masyarakat yang telah dibangun.
i.      Tanpa kekerasan
Kekerasan yang dilakukan akan menimbulkan kekerasan yang lain dan pada akhirnya menjurus pada anarkhisme, sehingga diupayakan dalam berbagai hal dalam pengorganisasian masyarakat harus mampu menghindari bentuk-bentuk kekerasan baik fisik maupun psikologi dengan demikian proses yang dilakukan bisa menarik simpati dan dukungan dari berbagai kalangan dalam melakukan perubahan yang akan dilaksanakan.
j.      Praxis
Proses pengorganisasian masyarakat harus dilakukan dalam lingkaran Aksi-Refleksi-Aksi secara terus menerus, sehingga semakin lama kegiatan yang dilaksanakan akan mengalami peningkatan baik secara kuantitas dan terutama kualitas, karena proses yang dijalankan akan belajar dari pengalaman yang telah dilakukan dan berupaya untuk selalu memperbaikinya.
k.    Kesetaraan
Budaya yang sangat menghambat perubahan masyarakat adalah tinggalan budaya feodal. Oleh sebab itu pembongkaran budaya semacam ini bisa dimulai dengan kesetaraan semua pihak, sehingga tidak ada yang merasa lebih tinggi (superior) dan merasa lebih rendah (inferior), dengan demikian juga merupakan pendidikan bagi kalangan kelas bawah untuk bisa memandang secara sama kepada kelompok-kelompok lain yang ada dalam masyarakat, terutama dalam berhubungan dengan pemerintah dan swasta.
Yang perlu dipikirkan mengenai pengorganisasian masyarakat:
1)   Mengutamakan yang terabaikan (pemihakan kepada yang lemah dan miskin)
2)   Merupakan jalan memperkuat masyarakat, bukan sebaliknya
3)   Masyarakat merupakan pelaku, pihak luar hanya sebagai fasilitator
4)   Merupakan proses saling belajar
5)   Sebagai bagian dari upaya mengoptimalkan capaian
6)   Bersedia belajar dari kesalahan
7)   Terbuka, bukan merupakan usaha pembentukan kelompok eksklusif





B.  Pengembangan Masyarakat
1.    Definisi
Pengembangan masyarakat / CD (Community Development) adalah pengembangan yang lebih mengutamakan sifat fisik masyarakat. CD mengutamakan pembangunan dan perbaikan atau pembuatan sarana-sarana sosial ekonomi masyarakat. Misalnya; pelatihan mengenai gizi, penyuluhan KB, bantuan hibah, bantuan sekolah dan sebagainya.
Tujuan pengembangan masyarakat adalah menumbuhakan rasa percaya diri, menimbulkan rasa bangga, semangat, dan gairah kerja, meningkatkan dinamika masyarakat untuk membangun, meningkatkan kesejahteran masyarakat.
2.    Unsur-Unsur Penting dalam Pengembangan Masyarakat
a.    Program terencana dan terfokus pada kebutuhan-kebutuhan menyeluruh dari masyarakat yang bersangkutan
b.    Mendorong swadaya masyarakat
c.    Adanya bantuan teknis dari pemerintah maupun badan-badan swasta atau organisas- organisasi sukarela
d.   Mempersatukan berbagai spesialisasi sepeti kesehatan masyarakat, pertanian, peternakan, pendidikan dan kesejahteraan keluarga untuk membantu masyarakat
3.    Langkah-langkah Pengembangan Masyarakat
Untuk mengembangkan dan meningkatkan dinamika masyarakat, hendaknya menempuh langkah-langkah sebagai berikut :
a.    Ciptakan kondisi agar potensi setempat dapat dikembangkan dan dimanfaatkan
b.    Pertinggi mutu potensi yang ada
c.    Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada
d.   Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan
Pengembangan masyarakat membantu manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat, membantu menumbuhkan kemampuan untuk berorganisasi, berkomunikasi dan menguasai lingkungan fisiknya. Pembangunan ekonomi terjadi bila masyarakat melaksanakan program-program pembangunan fisik tanpa mengembangkan kapasitas manusianya.
4.    Bentuk-Bentuk Program Pengembangan Masyarakat
Menurut Mezirow, ada 3 (tiga) jenis program dalam usaha pengembangan masyarakat, yaitu :
a.    Program integratif – Memerlukan pemgembangan melalui koordinasi dinas-dinas teknis
b.    Program adaptis – Fungsi pengembangan masyarakat cukup ditugaskan pada salah satu kementrian
c.     Program proyek – dalam bentuk usaha-usaha terbatas pada wilayah tertentu dan program disesuaikan khusus kepada daerah yang bersangkutan
Penjabaran secara operasional dari bentuk program pengembangan masyarakat ini sebagai berikut :
·      Biarkan agar masyarakat sendiri yang menentukan masalah, baik yang dihadapi secara perorangan atau kelompok
·      Biarkan agar masyarakat sendiri yang membuat analisis untuk selanjutnya menyusun rencana usaha perbaikan yang akan dilakukan
·      Biarkan agar masyarakat sendiri yang mengorganisir diri untuk melaksanakan usaha perbaikan tersebut
·      Sedapat mungkin digali dari sumber-sumber yang ada dalam masyarakat sendiri dan kalau betul-betul diperlukan dimintakan bantuan dari luar.







BAB III
PENUTUP

A.       Kesimpulan

Community Organization adalah suatu proses untuk memelihara keseimbangan antara kebutuhan-kebutuhan sosial dengan sumber-sumber kesejahteraan sosial dari suatu masyarakat tertentu atau suatu bidang kegiatan tertentu. Tujuan pengorganisasian masyarakat adalah mewujudkan suatu perubahan sosial yang transformatif dengan berangkat dari apa yang dimiliki oleh masyarakat yang bersangkutan. Dalam menyusun pengorganisasian masyarakat dibutuhkan 3 aspek yang meliputi proses, masyarakat, dan berfungsinya masyarakat. Untuk memulai mengorganisasikan masyarakat dibutuhkan persiapan social (pengenalan masyarakat, pengenalan masalah, penyadaran masyarakat), pelaksanaan, dan evaluasi. Pengorganisasian masyarakat dirasa sangat penting karena masyarakat masih dalam posisi yang lemah serta kenyataan masih adanya ketimpangan dan keterbelakangan masyarakat. Sehingga diperlukan wadah yang sedemikian rupa dapat dijadikan wahana untuk perlindungan dan peningkatan kapasitas. Selanjutnya, untuk mewujudkan pengorganisasian masyarakat maka ada prinsip-prinsip yang harus diperhatikan, yaitu: keberpihakan, pendekatan holistic, pemberdayaan, HAM, kemandirian, berkelanjutan, partisipatif, keterbukaan, tanpa kekerasan, praxis, dan kesetaraan,
Pengembangan masyarakat / CD (Community Development) adalah pengembangan yang lebih mengutamakan sifat fisik masyarakat. CD mengutamakan pembangunan dan perbaikan atau pembuatan sarana-sarana sosial ekonomi masyarakat. Misalnya; pelatihan mengenai gizi, penyuluhan KB, bantuan hibah, bantuan sekolah dan sebagainya. Tujuannya untuk menumbuhakan rasa percaya diri, menimbulkan rasa bangga, semangat, dan gairah kerja, meningkatkan dinamika masyarakat untuk membangun, dan meningkatkan kesejahteran masyarakat. Unsur-unsur penting dalam pengembangan masyarakat adalah program yang dilaksanakan terfokus, mendorong tumbuhnya swadaya masyarakat, adanya bantuan teknis,  dan mempersatukan berbagai spesialisasi. Selanjutnya, langkah-langkah untuk pengembangan masyarakat adalah menciptakan kondisi agar potensi setempat dapat dikembangkan dan dimanfaatkan, mempertinggi mutu potensi yang ada, mengusahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada, meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Menurut Mezirow, ada 3 (tiga) jenis program dalam usaha pengembangan masyarakat, yaitu Program integrative, program adaptis, dan program proyek – dalam bentuk usaha-usaha terbatas pada wilayah tertentu dan program disesuaikan khusus kepada daerah yang bersangkutan.

B.       Saran
Sebagai petugas kesehatan, seorang perawat khususnya perawat komunitas diharapkan mampu mengaplikasikan teori pengorganisasian dan pengembangan masyarakat dengan baik. Untuk itu, seorang perawat diharapkan dapat mengembangkan potensi-potensi yang ada di masyarakat agar dapat disalurkan dan direalisasikan dengan baik.

2 komentar:

  1. mana daftar pustakanya ??- Astrid Diane

    BalasHapus
  2. ar Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat. Dikutip dari https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/571a3cc8a3c9df700a0b29304ec3c5ae.pdf. Diakses pada Minggu, 08 November 2020.

    BalasHapus